Minggu, 13 Maret 2011

AIR : Untuk Kesehatan, Penyembuhan, dan Kehidupan

Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia. Bagaimana pun, 2/3 dari badan manusia adalah air. Sesungguhnya saat metabolisme tubuh kita tidak stabil, kita tidak sakit tetapi hanya kekurangan air.
Salah satu kesalahan besar dalam ilmu kedokteran terhadap air adalah adanya pemikiran bahwa air adalah suatu bahan sederhana yang hanya melarutkan dan mengedarkan bahan bahan lain. Air bukan bahan pelarut sederhana. Ia memiliki dua manfaat utama dalam tubuh. Yang pertama adalah manfaat menjaga kehidupan. Peran lain air, dan lebih penting, adalah fungsi memberi kehidupan. Ilmu kedokteran modern hanya mengenali manfaat menjaga kehidupan dari air. Inilah sebabnya mengapa dehidrasi kronis yang tidak disengaja pada akhirnya adalah sebuah proses yang mengancam jiwa yang tidak dikenali. Kita perlu mengenali dan memahami proses penyelamatan kesehatan dan hidup kita secara alami.
Air Berbeda dengan Cairan
Wajar kita bertanya tanya mengapa kita harus meminum air bukan minuman lain yang berasa enak yang sekarang menjadi minuman pokok masyarakat modern. Bagaimana pun minuman-minuman ini dibuat dari air dan bertugas menghilangkan rasa haus atau paling sedikit kita menganggapnya seperti itu. Sebenarnya banyak masalah kesehatan yang  timbul berdasarkan pendapat yang keliru ini. Dalam hal kimiawi tubuh, air dan cairan adalah dua hal yang berbeda. Minuman buatan pabrik populer mengandung beberapa bahan kimia yang mengubah kimiawi tubuh di pusat-pusat pengendali sistem saraf pusat. Misalnya kafein. Bahan-bahan ini membuang air di mana mereka larut, ditambah air dari cadangan tubuh. Ketika kita minum kopi, teh, atau bahkan bir, tubuh kita mengeluarkan lebih banyak air daripada air yang terkandung di dalam minuman tersebut.
Susu pun tidaklah sama dengan air. Susu adalah makanan dan harus diperlakukan sebagai makanan.
Tubuh membutuhkan air. Tidak ada yang dapat menggantikan air. Teh, kopi, soda, alkohol, bahkan susu dan jus tidaklah sama dengan air.

Selasa, 08 Maret 2011

ALZHEIMER 'Penyakit Pikun Mematikan'

Alzheimer adalah jenis kepikunan yang ‘mengerikan’ karena dapat melumpuhkan pikiran dan kecerdasan seseorang. Keadaan ini ditunjukkan dengan kemunduran fungsi intelektual dan emosional secara progresif dan perlahan sehingga mengganggu kegiatan sosial sehari-hari. Menurut dr. Samino, SpS (K), Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI), alzheimer timbul akibat terjadinya proses degenerasi sel-sel neuron otak di area temporo-parietal dan frontalis. “Demensia Alzheimer adalah penyakit pembunuh otak karena mematikan fungsi sel-sel otak,” ujarnya dalam edukasi tentang Alzheimer beberapa waktu lalu.
Mereka yang rentan terserang kepikunan alzheimer ini adalah para lansia di atas 60 tahun, tetapi orang dewasa muda juga tak tertutup kemungkinan bila memiliki faktor risiko keturunan. Bahkan menurut Samino, penderita demensia alzheimer berusia 40 tahun pernah ditemukan di Indonesia. Deteksi dini adalah hal penting dalam mengatasi Alzheimer, tetapi faktanya seringkali sulit dilakukan karena gelaja kemunduran kerap dianggap sebagai suatu hal yang lumrah. Pasien biasanya hanya menunjukkan gejala biasa seperti lupa, tetapi kemudian berkembang progresif menjadi parah dan memperburuk fungsi kognitif dan fungsi mental lainnya.
Kejanggalan awal biasanya dirasakan oleh penderita sendiri, mereka sulit mengingat nama atau lupa meletakkan suatu barang. Mereka juga sering kali menutup-nutupi hal itu dan meyakinkan diri sendiri bahwa itu adalah hal yang biasa pada usia mereka.
Kejanggalan biasanya akan dirasakan oleh orang-orang di sekitar mereka yang mulai khawatir akan penurunan daya ingat. Mereka awalnya belum mencurigai adanya problem besar di balik kepikunan yang dialami pasien, tetapi kemudian tersadar bahwa kondisinya sudah parah.

Agar kepikunan Alzhemier dapat dicegah sejak dini, berikut beberapa tanda atau gejala yang patut diwaspadai kemungkinan hadirnya penyakit pembunuh otak :
- Kemunduran memori/daya ingat.
- Sulit melaksanakan kegiatan / pekerjaan sederhana
- Kesulitan bicara dan berbahasa.
- Disorientasi WTO (Waktu – Tempat – Orang)
- Sulit dalam berhitung
- Salah meletakan benda
- Penampilan buruk karena lupa cara berpakaian atau berhias
- Perubahan emosi dan perilaku.
- Gangguan berfikir abstrak. Kemampuan imajinasi penderita terganggu.
- Hilang minat dan inisiatif. Cenderung menjadi pendiam, tak mau bergaul, menyendiri.
- Tidak bisa membedakan berbagai jenis bau-bauan (tanpa penyebab lain misalnya flu, trauma otak, tumor otak).

SEJARAH ALZHEIMER

Penyakit ini ditemukan oleh Dr. Alois Alzheimer pada 1907 ini, dinamakan
Alzheimer sesuai nama penemunya. Alzheimer menemukan bahwa syaraf otak penderita Alzheimer tidak hanya mengerut, bahkan dipenuhi gumpalan protein luar biasa yang disebut plak amiloid dan serat yang berbelit-belit (neuro fibrillary).Amiloid protein yang membentuk sel-sel plak protein tersebut,dipercaya menyebabkan perubahan kimia otak. Musnahnya sel-sel saraf ini menyebabkan syaraf otak yang berfungsi menyampaikan pesan dari satu neuron ke neuron lain terpengaruh.

Meskipun sudah ditemukan hampir satu abad yang lalu, Alzheimer tidak seterkenal penyakit yang lain seperti hipertensi, Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) atau pun penyakit jantung. Mungkin karena gejala penyakit Alzheimer tidak segera terlihat. Penyakit Alzheimer tidak terdeteksi karena adanya anggapan bahwa sering lupa adalah hal yang wajar dialami orang berusia lanjut karena faktor usia. Padahal mungkin saja “sering lupa” tersebut merupakan tanda awal penyakit Alzheimer. Penyakit Alzheimer menjadi lebih dikenal secara meluas setelah mantan Presiden Amerika Serikat yang ke-40, Ronald Reagan mengemukakan keadaan dirinya dalam suratnya yang tertanggal 5 November 1994. Penelitian klinis terbaru menunjukkan bahwa konsumsi suplemen asam lemak omega-3 dapat memperlambat laju penurunan fungsi kognitif penderita alzheimer ringan.